JANGAN PERNAH MERENDAHKAN ORANG LAIN

Jangan merasa diri bisa selamat dari dosa sehingga meremehkan orang lain yang berbuat dosa. Dan meremehkannya pun dalam rangka sombong, “Kamu kok bisa terjerumus dalam zina atau mabuk seperti itu? Aku jelas tak mungkin.” Misalnya.

Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِذَنْبٍ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَعْمَلَهُ

“Siapa yang menjelek-jelekkan saudaranya karena suatu dosa, maka ia tidak akan mati kecuali mengamalkan dosa tersebut.” (HR. Tirmidzi no. 2505.’). Imam Ahmad menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah dosa yang telah ditaubati.

Salafus Sholeh rahimahullah berkata,

وَكُلُّ مَعْصِيَةٍ عُيِّرَتْ بِهَا أَخَاكَ فَهِيَ إِلَيْكَ يَحْتَمِلُ أَنْ يُرِيْدَ بِهِ أَنَّهَا صَائِرَةٌ إِلَيْكَ وَلاَ بُدَّ أَنْ تَعْمَلَهَا

“Setiap maksiat yang dijelek-jelekkan pada saudaramu, maka itu akan kembali padamu. Maksudnya, engkau bisa dipastikan melakukan dosa tersebut.”.

Hadits di atas bukan maknanya adalah dilarang mengingkari kemungkaran. Ta’yir (menjelek-jelekkan) yang disebutkan dalam hadits berbeda dengan mengingkari kemungkaran. Karena menjelek-jelekkan mengandung kesombongan (meremehkan orang lain) dan merasa diri telah bersih dari dosa. Sedangkan mengingkari kemungkaran dilakukan lillahi Ta’ala, ikhlas karena Allah, bukan karena kesombongan. 

Ibn Athaillah menuliskan kalimat-kalimat ini di dalam kitabnya Al-Hikam:

ربما فتح لك باب الطاعة وما فتح لك باب القبول وربما قضى عليك بالذنب فكان سبباً في الوصول
 
" Terkadang Dia membukakan untukmu pintu taat, tapi Dia tidak membukakanmu pintu penerimaan, dan terkadang Dia menetapkan dosa atasmu, kemudian hal itu menjadi sebab sampainya dirimu kepada-Nya ".

Yang sudah taat tidak boleh sombong karena ketaatan belum bermakna apa -apa tanpa diterima oleh Allah. SWT. Ketaatan adalah kewajiban hamba, sedangkan diterima atau tidaknya amal kita adalah hak prerogratif Allah.SWT. Pada saat yang sama, yang bergumul dengan dosa, jangan pernah putus asa, karena setiap tetes air mata penyesalan adalah cara Allah. SWT memanggil kita kembali ke jalanNya. Boleh jadi perbuatan dosa yang kita lakukan adalah jalan bagi kita menemukan kembali kasih sayang dan ampunanNYA.

Itulah sebabnya Ibn Athaillah melanjutkan dengan bait berikutnya:

فمعصية أورثت ذلا و افتقارا خير من طاعة أورثت عزا واستكبارا

" Kemaksiatan yang melahirkan sikap hina dina di hadapan Allah.SWT itu lebih baik ketimbang ketaatan kepada Allah.SWT yang melahirkan sikap merasa mulia dan sombong ". 

Selalu ada cara bagi Allah membuat hati ini meleleh karena terus menerus kita berharap terbukanya pintu penerimaan sekaligus pintu untuk bertobat.

Ya Allah ya Rabb....
Semoga kami semua senantiasa diberikan Rahmat, hidayah dan Taufiq Mu...agar senantiasa Istiqomah dalam agama Mu.....

Post a Comment

Previous Post Next Post