Haul ke 17 Imam Besar 🕋Makkah Al-Mukarromah Prof. DR. As-Sayyid bin Alawy Al Maliky Al Hasani.

Di kamar itu, beliau ditemani Bilal dan Burhan. Tapi Bilal diminta keluar kamar. Saat itulah, Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki tiba-tiba bertanya kepada Burhan.

“Hai, Burhan. Aku sebaiknya istirahat di kursi atau di bumi (maksudnya karpet)?”.

“Terserah Abuya.” Sahut Burhan bingung, karena tidak tahu harus menjawab Abuya. Bagaimana mungkin seorang murid memutuskan sesuatu untuk gurunya?.

Beliau kemudian duduk menghadap kiblat dan bersandar. Sesaat, sempat mengambil buku dari tangan Burhan. Tapi kemudian, diletakkan di meja, lalu beliau menengadah menyebut, “Lailaahaillallòòh….”

“Innalillahi wainna ilaihi ròòji’un...” hanya itu yang terucap dari mulut Burhan. Hari tepat tanggal 15 Romadhòn 1425 H atau 29 Oktober 2004, saat pagi mulai membuka kehidupan, Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani wafat. Jenazah almarhum langsung dibawa ke rumah sakit. Dokter menyuruh semua keluarga dan murid-murid beliau untuk pulang ke Pondok Pesantren.

Tepat seusai shòlat Shubuh, ambulan rumah sakit yang membawa jenazah Abuya, tiba di kediaman beliau. “Saya pingsan. Ya, sepertinya, pertemuan saya dengan beliau hanya untuk mengantarkan jenazahnya ke Ma’la, tempat beliau dimakamkan, dekat dengan makam Sayyidah Khòdijah al-Kubro, yang Qosidahnya
dibaca setiap kali selesai shòlat Tarawih.”

Mari kita hadiahkan al-Fatihah untuk Guru kita Al-‘Allamah al-Muhaddits Prof. Dr. as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani. Beliau wafatnya pada hari Jum’at, malam 15 Romadhòn di waktu sahur, wafat di saat beliau beristighfar di waktu Sahur, pada malamnya beliau tidak mengajar kitab-kitab namun banyak menceritakan perihal surga dan menyatakan hasratnya untuk bertemu dengan ayahnya, Sayyid Alawi al-Maliki.

Beliau wafat hari Jumat 15 Romadhòn 1425 H bertepatan dengan tanggal 29 Oktober 2004 M dan dimakamkan di pemakaman al-Ma’la di samping makam istri Rosulallòh Saw. Sayyidatuna Khodijah binti Khuwailid Ra. dengan meninggalkan 6 putra, 🧔Ahmad, 🧔Abdullah, 🧔Alawi, 🧔Ali, 🧔al- Hasan dan 🧔al-Husein dan beberapa putri-putri yang tidak bisa disebut satu persatu di sini.

Ilaa hadhrotinNabiyil Musthofa Rosulullòh Shollallohu ‘Alaihi Wasallam, wa ila ruuhi Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Qoddasallòòhu Sirrohu wanawwaro dloriihahu, al-Fatihah...

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ.
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ,
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ,
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ

Sesuai dari apa yang di ceritakan salah satu guru alfaqier al Habib As-Sayyid Hamid bin Zaid Alkaff, Engkau penerang hati dan ruh kami Ya Sayyidi.

#SholluAlanNabiMuhammadﷺ

. •┈❀﷽❀•┈•
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد في اﻷولين واﻷخرين وفي الملآء اﻷعلى الى يوم الدين

Post a Comment

Previous Post Next Post